Judul: Wiro Seledri
Pengarang: GM Sudarta
Kompas, 10 Juli 2011
Sumber: http://cerpenkompas.wordpress.com/2011/07/10/wiro-seledri/
"Wariskanlah cerita masa lalu pada kami, agar kami bijaksana memaknai hidup kami."
Mbah Wiro menceritakan dimana pasukan berbaju hijau adalah sesuatu kekuasaan yang otoriter di masa lalu. Tidak ada kompromi. Sebuah isu dicuatkan untuk melenyapkan orang-orang yang dianggap berbahaya bagi pemerintahan. Rasa kemanusiaan seharusnya terusik, tetapi kebanyakan orangpun diam. Takut. Takut suatu saat dialah yang akan menjadi korban selanjutnya.
Bila boleh menggunakan istilah kejam, maka saya memakainya untuk menyatakan tindakan aparat zaman dulu. Dampak-dampaknya sangat luar biasa. Perampasan kemerdekaan individu sebagai warga negara, relasi sosial rusak akibat prasangka, kemiskinan akibat kehilangan pekerjaan dan harta benda. Apakah itu semua disadari atau disesali oleh pemerintah masa lalu?
Apakah tindakan bunuh diri Mbah Wiro itu dapat diterima atau tidak itu tidak perlu dipermasalahkan. Yang menjadi permasalahan adalah penyebabnya. Kenapa itu bisa terjadi, dan sepantasnya siapa yang bertanggung jawab?
Mungkin yang agak kurang dalam cerpen ini penyampaiannya yang terlalu lugas. Tidak banyak berpikir untuk menerjemahkan kalimat-kalimatnya.
Pengarang: GM Sudarta
Kompas, 10 Juli 2011
Sumber: http://cerpenkompas.wordpress.com/2011/07/10/wiro-seledri/
"Wariskanlah cerita masa lalu pada kami, agar kami bijaksana memaknai hidup kami."
Mbah Wiro menceritakan dimana pasukan berbaju hijau adalah sesuatu kekuasaan yang otoriter di masa lalu. Tidak ada kompromi. Sebuah isu dicuatkan untuk melenyapkan orang-orang yang dianggap berbahaya bagi pemerintahan. Rasa kemanusiaan seharusnya terusik, tetapi kebanyakan orangpun diam. Takut. Takut suatu saat dialah yang akan menjadi korban selanjutnya.
Bila boleh menggunakan istilah kejam, maka saya memakainya untuk menyatakan tindakan aparat zaman dulu. Dampak-dampaknya sangat luar biasa. Perampasan kemerdekaan individu sebagai warga negara, relasi sosial rusak akibat prasangka, kemiskinan akibat kehilangan pekerjaan dan harta benda. Apakah itu semua disadari atau disesali oleh pemerintah masa lalu?
Apakah tindakan bunuh diri Mbah Wiro itu dapat diterima atau tidak itu tidak perlu dipermasalahkan. Yang menjadi permasalahan adalah penyebabnya. Kenapa itu bisa terjadi, dan sepantasnya siapa yang bertanggung jawab?
Mungkin yang agak kurang dalam cerpen ini penyampaiannya yang terlalu lugas. Tidak banyak berpikir untuk menerjemahkan kalimat-kalimatnya.
Post a Comment