Helvry Sinaga

Minat Baca Anak Masih Rendah

JAKARTA, KOMPAS — - Hingga sekarang minat baca pada anak-anak di Indonesia masih rendah. Untuk itu, perlu adanya pendekatan yang dapat menarik minat anak-anak kepada buku, salah satunya lewat mendongeng.
Terkait dengan persoalan tersebut, akan digelar Festival Storytelling Internasional bertajuk "The First Indonesia Internasional Storytelling Festival 2015" pada 10-11 Oktober 2015. Acara ini bertujuan untuk memopulerkan mendongeng serta meningkatkan minat baca anak-anak.
"Anak-anak dapat menikmati alur cerita dengan senang. Itu juga metode yang efektif untuk menyampaikan pesan dalam cerita," kata Ketua Panitia Pelaksana BookStech 2015, Rismadhani Chaniago.
Selama ini, banyak orangtua yang menganggap berdongeng butuh keterampilan khusus. Akibatnya, mereka enggan mendongengkan cerita rakyat pada anak-anak. Padahal, mendongeng bisa dilakukan oleh siapa pun.
"Orangtua perlu diajak untuk membiasakan dongeng sebelum tidur. Mereka bisa mengarang cerita atau membacakan buku cerita pada anak," katanya.


Hal itu penting karena dapat meningkatkan kreativitas anak serta melatih anak untuk rajin membaca buku. "Mereka terlatih berimajinasi. Anak juga dekat dengan buku setiap hari," ujarnya.
Menurut dia, para pendongeng yang akan berpartisipasi dalam acara tersebut, di antaranya artis, guru, duta besar, serta pendongeng profesional. Tema cerita yang diusung adalah "Love Our Environment".
Selain dongeng, anak-anak juga dapat menikmati pertunjukan musik dan tari dari berbagai negara yang berpartisipasi, diantaranya India dan Singapura.
Lewat acara tersebut, donasi berupa buku-buku bacaan juga akan dikumpulkan. Buku-buku itu akan disumbangkan ke berbagai perpustakaan daerah.
"Masyarakat yang datang ke acara ini tidak dikenai biaya, tetapi diminta menyumbang dua buku bacaan," katanya.
Anak-anak peserta puncak peringatan Hari Anak Nasional mendengarkan dongeng di stan Kampung Dongeng di Istana Bogor, Jawa Barat,  Selasa (11/8).
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Pengunjung Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta memilih buku-buku koleksi perpustakaan tersebut, Jumat (21/8). Minat warga membaca buku masih rendah. Menurut data UNESCO tahun 2012, indeks minat baca penduduk Indonesia hanya 0,0001. Itu berarti dari setiap 1.000 penduduk hanya 1 orang yang membaca buku.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Provinsi DKI Jakarta Ahmad Gozali mengatakan, tema yang diusung dalam acara ini sejalan dengan program pemerintah untuk mengajarkan anak cara menjaga lingkungannya.
Festival ini dapat menanamkan kecintaan pada lingkungan. "Anak-anak bisa diajarkan untuk membuang sampah pada kotak sampah, membersihkan rumah, serta bergotong royong," katanya.
Ia menilai, perkembangan teknologi membuat para orangtua jarang bercerita atau mengobrol dengan anak-anak di rumah. Akibatnya, banyak anak-anak yang lebih akrab dengan teman di media sosial daripada keluarga di rumah.
Hal itu berdampak buruk pada mental anak jika tidak terpantauan oleh orangtua. "Kalau tidak ada komunikasi antarkeluarga, anak bisa jadi lebih tertutup," katanya.

Menurut Ahmad, pemerintah juga aktif mendorong menumbuhkan minat baca di kalangan anak-anak dengan mengadakan perpustakaan keliling, membagikan buku gratis, dan menyediakan pustakawan yang ramah untuk melayani pembaca.
Fetty Shinta dari Produksi Film Negara, menuturkan, pihaknya akan berpartisipasi dalam acara itu dengan menampilkan Panggung Si Unyil. Saat ini, pihaknya tengah menproduksi film animasi Si Unyil yang akan tampil di layar televisi.
"Rencananya, film animasi itu akan dirilis Februari 2016 untuk anak-anak di Indonesia," katanya.
Subaksini, perwakilan Biro Kebudayaan India, Kedutaan Besar India untuk Indonesia, menuturkan, pihaknya berencana menampilkan kisah Mahabarata dan Krisna dalam bentuk dongeng.
Selain itu, berbagai tarian India untuk anak-anak juga akan ditampilkan. "Kami akan memperkenalkan legenda dan kebudayaan India untuk anak-anak Indonesia, ujar Subaksini. (B08)

0 Responses

Post a Comment