Dear pembaca, berikut ini adalah surat yang ditulis oleh teman seruangan saya. Kampung halamannya di Magelang. Seperti yang kita ketahui, bahwa meletusnya Merapi ikut melumpuhkan perekonomian masyarakat di sana. Selepas redanya Merapi, masalah baru muncul, yakni hilangnya sumber-sumber yang mendukung perekonomian keluarga mereka. Silahkan bagi yang berkeinginan membantu, bisa menghubungi beliau di bawah ini. Trimakasih.
YTH. BAPAK/IBU, SAUDARA/I
DAN SAHABAT-SAHABAT
Assalam muallaikum dan salam damai,
Seperti kita ketahui bersama, bencana meletusnya gunung merapi telah terjadi hampir 3 minggu, dan masih belum pasti kapan akan berakhir.
Dari zona rawan bahaya 5 km kini telah diperluas jadi 20 km.
Kebetulan, kampung kelahiranku yang terletak di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, dan berjarak sekitar 17 km dari Merapi tak luput bencana.
Keluarga, saudara, dan tetangga di kampungku juga telah 10 hari ini harus tinggal di pengungsian, karena ancaman lahar panas dan lahar dingin, serta abu vulkanik yang sangat tebal.
Meskipun masih beruntung karena tidak ada korban jiwa di kampungku, namun banyak rumah yang rusak tertimpa pohon tumbang, dan kebun salak hampir seluruhnya ambruk, serta pohon kelapa yang rusak/ambruk karena beratnya abu panas vulkanik. Padahal kebun salak dan pohon kelapa adalah sumber penghasilan utama warga (pohon kelapa diambil getahnya atau "dideres" untuk membuat gula merah). Dengan demikian banyak warga telah kehilangan pekerjaan, yang entah sampai kapan pohon-pohon tersebut bisa pulih dan bisa memberi rezeki kembali kepada warga.
Sampai dengan saat ini, menurut info dari saudara2 yang di pengungsian, memang untuk kebutuhan pangan di pengungsian telah tercukupi, meski dengan segala keterbatasan untuk air bersih dan listrik (telah 12 hari listrik di kecamatanku dan beberapa kecamatan lain di magelang mati).
Namun, yang membuat mereka makin sedih adalah hilangnya mata pencaharian, sejak dipengungsian mereka tidak bisa bekerja, dan otomatis mereka tidak bisa memperoleh penghasilan untuk mencukupi kebutuhan yang lain. Apalagi sampai saat ini juga belum jelas kapan merapi berhenti bergemuruh dan mengeluarkan awan panas dan abu.
Yang lebih memprihatinkan (bagiku), suatu saat nanti setelah kembali dari pengungsian, mereka harus makan apa dan mencukupi kebutuhan dengan apa, mengingat kebun dan pohon kelapa yang selama ini menjadi sumber penghasilan telah ambruk dan rusak. Entah harus menunggu berapa bulan kebun dan pohon itu bisa pulih kembali. Belum lagi mereka harus membersihkan rumah yang penuh abu dan memperbaiki yang rusak.
Untuk itu, melalui email ini, saya memohon kepada Bapak/Ibu, Saudara/i, dan Sahabat sekalian, kiranya berkenan untuk dapat membagi rezeki dan menyumbangkan kepada korban merapi, khususnya untuk saudara dan tetangga saya di kampung. Apabila Bapak/Ibu, Saudara/i, dan Sahabat berkenan dan percaya menyumbangkan melalui saya, mohon ditransfer melalui:
BNI Cabang Senayan : a.n. Sri Lestari No. 009-180-7529
Mohon apabila telah mentransfer, dapat memberitahukan kepada saya melalui SMS ke 081380807000 (nama dan jumlah), supaya memudahkan untuk administrasi dan pertanggungjawaban saya.
Bagi yang ingin menyumbangkan dalam bentuk lain (barang), silakan menghubungi saya.
Berapapun sumbangan ANDA, sangat berarti bagi yang membutuhkan.
TERIMA KASIH, SEMOGA SEGALA AMAL DAN IBADAH ANDA DITERIMA OLEH TUHAN YANG MAHA KUASA. AMIN, AMIN, AMIN.
HORMAT DAN SALAM SAYA
-- TARI ---