TENUN INDONESIA
Ada Ulos, Ada Batak
Bagi masyarakat Karo, uis gara (ulos dalam bahasa Batak) telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama berkaitan dengan acara adat, termasuk upacara pemakaman. |
Sebagai artefak
budaya, ulos mencoba terus beradaptasi dalam titian zaman. Kesetiaan dan
kreativitas petenun menjadi penggerak keberlangsungan ulos. Sebab,
tanpa ulos, tiada pula yang disebut sebagai Batak.Kabut
pagi yang tipis masih membayangi permukaan Danau Toba ketika tiga
petenun muda di Samosir pergi mandi dan mencuci baju. Dina Simbolon
(24), Royani Turnip (19), dan Bunga Nainggolan (18) berjalan beriring
sembari membawa perlengkapan mandi. Hari itu, suplai air pipa di Desa
Lumban Suhi-suhi di Pulau Samosir tak mengalir. Mandi di danau menjadi
solusi praktis.
Sambil mencuci baju, Nani menyetel lagu di ponselnya. Lagu era 1990-an dari Michael Bolton, ”Said I Loved You but I Lied”, terdengar di antara suara kecipak air di tepian danau. Sementara itu, Dina dan Bunga sudah asyik mandi dan berenang di danau. ”Rencana saya sebenarnya pingin kuliah di fakultas hukum,” kata Nani dengan rona wajah malu-malu.
Sambil mencuci baju, Nani menyetel lagu di ponselnya. Lagu era 1990-an dari Michael Bolton, ”Said I Loved You but I Lied”, terdengar di antara suara kecipak air di tepian danau. Sementara itu, Dina dan Bunga sudah asyik mandi dan berenang di danau. ”Rencana saya sebenarnya pingin kuliah di fakultas hukum,” kata Nani dengan rona wajah malu-malu.