apa dengan keberadaan teknologi yang namanya blackberry, facebook, twitter, friendster, yahoo messenger, goggle talk, dan sebagainya akan membuat manusia akan 'berhemat' menggunakan mulutnya? Kadang masih lebih baik gagal teknolgi (galtek) daripada gagap teknologi (gaptek). Sepertinya suatu saat akan ada titik jenuhnya dimana orang-orang akan merindukan suasana 'kopi darat' dibanding 'sekali di udara tetap di udara'.
Indonesia masih belum membuat investor asing tertarik berinvestasi seperti di Malaysia dan Singapura. Menurut Christos N Pitelis, peneliti dari Universiti of Cambridge, bukan ukuran suatu negara membuat negara itu menjadi lebih unggul. Hal yang membuat negara kecil seperti Malaysia dan Singapura unggul adalah menyediakan insentif setinggi-tingginya dan menekan korupsi.
Pesan Bill Hewlett untuk memenangi persaingan harus jelas ukuran sasaran yang ingin dikejar. "Anda tidak akan mampu mengelola sesuatu yang tidak bisa anda ukur. Apa yang sudah terukur harus dapat dipastikan untuk terkejar."
Nice picture. Tapi jika tau konteksnya sangat menyedihkan. Ini adalah gambar petani yang sedang memanen di Kabupaten Bandung Jawa Barat. Ia melakukan pekerjaan panen di malam hari karena cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini. Apa relevan "ladang yang sudah menguning dan siap untuk dituai?". Jika konteksnya seperti gambar di atas, sepertinya tidak. Ada faktor lain yang tak kuasa dikehendaki sang pemanen.
hasil pandangan mata dari pesta buku jakarta 2010. Sempat sebel juga karena nggak sempat ngunjungin stand mizan dan kelompok gramedia. Namun, senang juga. Paling tidak, daftar tunggu bacaan semakin panjang. Judul buku dari bawah ke atas: 1. Orang Arab di Nusantara 2. Sejarah Tokoh Bangsa 3. Gajah Mada 4. Kuasa Wanita Jawa 5. Nyai dan Sejarah Pergundikan di Hindia Belanda 6. Napoleon 7. Kehidupan di Timur Tengah Sebelum Masehi 8. Dua Konteks 9. Etika Kristen 10. Alkitab versi studi
dan masih ada beberapa judul lain yang belum masuk dalam "rombongan" foto ini.
Cat. Satu buku yang "aneh" dudukannya dalam tumpukan, adalah bonus agenda 2010 dari LAI. Baik banget dikasih gratis.
Kemiskinan. Apakah kita cukup terbiasa dengan kata itu, sehingga kita abai? apakah hati tidak miris melihat di negeri yang kaya ternyata kita miskin? tanggung jawab siapa kah?
yap. seandainya saya bisa mengulangkembali masa-masa sekolah, yang akan saya lakukan pada guru-guru sejarah saya, adalah bertanya, "apa alasan Hitler benci kepada orang Yahudi?" "mengapa patih Gajah Mada menyerang kerajaan Pajajaran, dan apa hubungannya ia menjadi nama salah satu universitas di Yogyakarta, padahal Majapahit ada di Jawa Timur?" "mengapa ada Soekarno demikian gigih membela rakyat Indonesia, siapa yang mempengaruhi pola pikir Soekarno?"
dan mengapa-mengapa lainnya, ah..guruku turut merusak pendidikan. ku terjebak pada kronologis peristiwa dan tanggal-tanggal tanpa mengerti makna.
Prajurit Keraton berbaris pada acara Wiyosan Dalem Tingasan Jumenengan SISKS Pakubuwono XIII di Keraton Kasunanan Surakarta Solo. Saya belum pernah melihat acara ini secara langsung, namun saya bangga Indonesia memiliki kekayaan luar biasa kaya dan beragam. Bisa tidak ya buat bayar utang yang 1500-an trilyun rupiah itu? Kenapa ya program nasional untuk 'memasarkan' kekayaan ini ke dunia luar sana kurang bergairah. Daripada jual hutan dan tambang, lebih baik jualan seni dan budaya.