Helvry Sinaga
cabe mahal. Bukan hanya cabe, tapi barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Pengalaman pribadi melakukan pembelanjaan di Pasar Senen dan Pasar Kramat Jati menunjukkan selain cabe, bawang putih dan bawang merah juga naik menggila. Denger-denger, bawang putih yang dikonsumsi di dalam negeri bersumber dari Thailand. Kalau begitu, kita masih bergantung dengan negara tetangga.
Faktor cuaca dan buruknya transportasi ikut memperparah keadaan ini. Bisa dibayangkan jika di Pulau Jawa saja sudah mengeluh akan kenaikan ini, bagaimana dengan Pulau di luar Jawa sana yang masih listriiknya saja tidak stabil. Permintaan rakyat sebenarnya sederhana, stabilkan harga saja jika pemerintah tidak mampu menyediakan lapangan kerja. Bukan barang baru toh? tapi kenapa kalau pemilu, kebanyakan orang mempromosikan dirinya "pembawa aspirasi rakyat" aspirasi yang mana kita nggak tahu.
hmmm..kalau begini, aku hanya bisa bilang, "trimakasih Tuhan, saya masih bisa mengunyah pedasnya cabe"
Faktor cuaca dan buruknya transportasi ikut memperparah keadaan ini. Bisa dibayangkan jika di Pulau Jawa saja sudah mengeluh akan kenaikan ini, bagaimana dengan Pulau di luar Jawa sana yang masih listriiknya saja tidak stabil. Permintaan rakyat sebenarnya sederhana, stabilkan harga saja jika pemerintah tidak mampu menyediakan lapangan kerja. Bukan barang baru toh? tapi kenapa kalau pemilu, kebanyakan orang mempromosikan dirinya "pembawa aspirasi rakyat" aspirasi yang mana kita nggak tahu.
hmmm..kalau begini, aku hanya bisa bilang, "trimakasih Tuhan, saya masih bisa mengunyah pedasnya cabe"
Helvry Sinaga
Helvry Sinaga
Helvry Sinaga
Helvry Sinaga
bebek bebek lucu. Teringat masa SMP, ketika dipercayakan memelihara anak bebek. Dulu harganya seekor seribu perak. Kami memeliharanya sampai besar. Dari sepuluh anak bebek, yang bertahan hingga besar dan bisa bertelur nggak nyampe setengahnya.
Sekarang kandangnya sudah kosong. Tidak ada yang memelihara bebek lagi. Tidak ada acara ambil telur bebek yang putih besar lagi tiap pagi. Ah..masa sudah berputar jauh...
Sekarang kandangnya sudah kosong. Tidak ada yang memelihara bebek lagi. Tidak ada acara ambil telur bebek yang putih besar lagi tiap pagi. Ah..masa sudah berputar jauh...
Helvry Sinaga
Memanglah. Pertumbuhan kendaraan bermotor yang menggila di Jakarta adalah indikator betapa buruknya transportasi di Jakarta. Peningkatan mutu transportasi publik sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kereta api. Busway, bis umum, Mass Rapid Trail. Apapun itu. angka-angka di atas tidaklah sekedar angka biasa. Suatu saat diprediksi Jakarta akan tenggelam oleh lautan kendaraan.
Masihkah relevan membeli kendaraan? Jika BBM subsidi dicabut, saya rasa akan ada sedikit perubahan pola konsumsi. Orang-orang akan lebih baik menumpang bis umum, daripada mobil pribadi. Pajak kendaraan yang tinggi tidak membuat orang orang mengurungkan niatnya untuk menahan membali mobil. Ahh..pusing ah...sepertinya solusi gampangnya dipindahkan saja ibukota ini ke Kalimantan sana.