Helvry Sinaga
Judul: Botol Kubur
Pengarang: Arman AZ
Kompas, 10 April 2011

Siapa yang rela terlahir sebagai orang miskin? Siapa yang pernah bermimpi menjadi orang miskin? Apakah menghilangkan kemiskinan seolah melukis langit? Membaca cerita pendek ini saya mendapat gambaran dari pencerita bagaimana dari hari ke sehari rezeki diperjuangkan. Bukan maksud mau mencederai prinsip orang yang mengatakan: rezeki nggak kemana. Saya menyaksikan sendiri orang-orang (kebanyakan anak-anak) yang mengais tempat sampah, berkeliling memanggul karung mencari botol plastik atau botol kaca yang bisa mereka jual. Saya menduga mereka tidak bersekolah karena harus membantu orangtua untuk "memperjuangkan" rezeki. Tidak mencari sama dengan tidak makan. Suatu konsekwensi berat yang kejam. Saya juga mendengar cerita abang saya yang sewaktu kecil pas liburan harus bekerja memasukkan tanah ke dalam polyback dan diupah beberapa ratus rupiah per polyback yang diisi. Sekali lagi karena harus berjuang. Saya menilai diri saya, apa yang saya lakukan seusia itu?


Saya merenungkan bagaimana bersikap. Seandainya ditanya, bagaimana Anda menyikapi tindakan anak-anak yang mengambil botol di kuburan itu? Mengutip apa yang dikatakan oleh Gunawan Muhammad Mereka yg merasa diri suci, seringkali tak adil dalam menghakimi. Saya kira, bukan bagian saya untuk menjawab. Apakah tindakan seperti menyebarkan fitnah, memojokkan yang lemah, menindas minoritas, mengorupsi tidak lebih jahat daripada mengambil botol di kuburan.

Hidup memang kejam. Waktu yang berjalan seolah melindas kita. Arman menghadirkan sisi dari dalam kehidupan pemulung. Supaya kita lebih bijak menghargai hidup kita.

9 Responses
  1. Adhi Glory Says:

    ini cerpen miris banget ya, bro...
    kritik sosial di cerita nya itu nendang banget, like it! :D


  2. Anonymous Says:

    menarik ya ceritanya..sayang udah jarang beli kompas lagi.
    makasih ya sudah diulas di sini.
    tadi sempat salah baca judulnya, kirain Bekal Kubur..ehehe


  3. natty Says:

    menarik ya ceritanya..sayang udah jarang beli kompas lagi.
    makasih ya sudah diulas di sini.
    tadi sempat salah baca judulnya, kirain Bekal Kubur..ehehe


  4. @natty: aku juga nggak beli kok neng. silaahkan cari di google cerita pendek kompas, ada blognya tuh.


  5. @adhi: bener brader. kemiskinan sebenarnya di sebelah kita, cuma kita kurang peduli.


  6. natty Says:

    oh ada ya ?
    *ketinggalan inpo


  7. @natty: cek disini

    http://cerpenkompas.wordpress.com


  8. Arman AZ Says:

    Terima kasih untuk resensi cerpen "Botol Kubur", Helvry..:-)
    Sukses untukmu...


  9. trimakasih mas Arman. Ditunggu lagi karya-karya selanjutnya :D


Post a Comment