Helvry Sinaga
saat ini yang namanya Go Green sedang ngetrend. Bukan karena mau ikut-ikutan, tapi pada dasarnya karena keinginan untuk mengubah perilaku agar lebih menghargai dan memerhatikan lingkungan.

Kalau ditanya, apa untungnya sih orang Indonesia ikut-ikutan program seperti ini? bukankah yang pertama kali dan yang paling banyak merusak bumi ini adalah orang dari Barat sana? betul, tapi jangan lupa bahwa Indonesia menjadi negara potensial yang akan merusak lingkungan jika saja penduduknya semakin tidak terkendali. Sekarang saja dengan penduduk sekitar 220 juta apakah terjamin memiliki perilaku peduli terhadap lingkungan? saya tidak yakin. Tidak usah jauh. Bapak saya sendiri aja masih suka buang sampah plastik permen ke luar jendela mobil. Yah intinya, mengubah perilaku orang itu sulit. Sama dengan memberantas korupsi, kalau udah terbiasa, sudah balikin kebiasaannya. Tapi bagaimanapun, fakta menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan sudah sangat parah. Seberapa banyak sih peran pemerintah untuk memberikan edukasi pada rakyatnya? saya agak pesimis program itu cukup besar dan signifikan. Mari kita dukung dengan hal-hal yang sederhana saja dulu, misalnya:
1. membawa sendiri kantung plastik atau tas plastik jika berbelanja ke carefour/giant/hypermart.
2. jika tak banyak-banyak amat, tak perlu meminta kantung plastik kalau membeli pasta gigi, sabun mandi, sampo ke alfamart/indomaret, cukup ditenteng aja atau masukin ke tas.
3. Jika memungkinkan, sediakan satu tempat khusus untuk kertas bekas. Kertas bekas adalah kertas yang sudah diprint bagian sebelahnya, kita bisa gunakan bagian satu lagi untuk mencetak artikel-artikel yang kita inginkan.
4. Bijak menggunakan air. Penggunaan shower untuk mandi sangat mengefisienkan jumlah air. disamping itu, jangan tunda memperbaiki keran yang bocor karena banyak air yang terbuang disamping tagihan air yang mahal.
5. Sedapat mungkin gunakan alat listrik yang hemat energi. Pastikan tidak ada yang menyala tanpa digunakan.
6. Isi sendiri
Helvry Sinaga
ISBN: 978-979-024-073-5
Halaman: 236Bookpaper
Ukuran: 13 x 20,5 cm
Terbit: November 2010
Penerbit: Serambi
Pengarang: Tahar Ben Jeloun


Korupsi bukan istilah baru bagi kita. Di belahan dunia manapun tidak bebbas dari korupsi. Hanya tingkat nya tinggi, sedang, ringan, atau bebas korupsi. Buku ini seolah cerminan negara kita, sama-sama negara berkembang, sama sama bekas jajahan negara Eropa. Tapi ada yang berbeda. Mereka dipimpin oleh raja yang pintar. Sebelum kita mengenal tokoh-tokoh maupun cerita dalam buku ini, mari kita intip sekilas data-data tentang Maroko.

Hari Kemerdekaan : 2 Maret 1956 (dari Perancis)
Sistem Hukum : berdasarkan Hukum Islam dan Perancis dan
Sistem hukum sipil Spanyol.
Kepala Negara : King Mohammed VI (Sejak 30 Juli 1999)
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri Abbas El Fassi (Sejak 19 September 2007)

Maroko terletak di utara Afrika, masih terdapat sengketa daerah Sahara Barat dimana antara Maroko dan Sahrawi Arab Democratic Republic (yang berkantor di Algeria) masih belum sepakat mengenai status wilayah itu. sementara itu, menurut situs www.cia.gov, Maroko merupakan point transit penjualan kokain yang berasal dari Amerika Selatan yang ditujukan ke Eropa Barat.

Kembali ke buku ini, menceritakan seorang pegawai negeri yang bekerja di Kementerian Pekerjaan Umum Maroko. Namanya Murad. Posisinya cukup berpengaruh, ia menjabat sebagai Wakil Direktur Perencanaan dan Pembinaan. Ia cukup terdidik. Ia memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Universitas Mohamed V di Rabat, serta gelar insiyur dari sekolah di Perancis.

Jabatannya sangat penting dan diincar orang. Ia mempelajari berkas proyek dan jika ia menyetujui, ia akan memberi paraf. Tanpa parafnya, tak ada izin membangun. Pilihan hidupnya untuk tidak menerima amplop atau sejenisnya dari pihak rekanan, ternyata memiliki konsekuensi yang besar. Gajinya yang kecil, ia alokasikan untuk membiayai hidup bersama istri dan kedua anaknya. Tak cukup dengan gajinya, ia pun berutang dengan pemilik warung. Istrinya, Hilma, terus memprotes Murad. Bahkan Hilma mengina Murad dengan mengatakan bahwa Murad bukanlah laki-laki sejati.

Sebenarnya dengan latar belakang Murad yang berpendidikan sarjana ekonomi dan insinyur, merupakan nilai tambah untuk pilihan hidup yang lebih baik. Ia sebenarnya dapat menjadi Akuntan di perusahaan besar. Namun, mungkin Ben Jelloun ingin tampaknya memberi nuansa pada cerita ini dimana mencari pekerjaan tanpa melibatkan orang dalam adalah sesuatu hal yang hampir mustahil. Murad pun 'terjebak' dengan pilihannya sebagai pegawai negeri. Keluarga baru terbentuk. Anak-anak bertambah besar, kebutuhan keluarga meningkat seiring dengan deret hitung, sementara pertambahan gaji mengikuti deret ukur.

Konflik besar terjadi. Antara Hilma dan Murad sudah tak terjalin lagi cinta. Yang muncul dalam rumah tangga mereka lebih sering pertengkaran. Dan parahnya, Hilma menyerang Murad dengan kata-kata, yang lebih tepat penghinaan, "kamu seperti bapakmu!" (Hlm 54). Bagi Murad, harga dirinya sebagai laki-laki betul-betul pada titik nadir. Konflik rumah tangga ini menarik bila kita kaitkan dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shaunti Feldhan (dalam For Women only, 2004), yang menyimpulkan: banyak lelaki akan lebih memilih untuk tidak dicintai, daripada tidak dihormati. Berkebalikan dengan perempuan, justru dalam benak perempuan rasa dihormati bukanlah sesuatu yang terlalu penting jika dibandingkan dengan rasa dicintai dan diperhatikan.

Apa yang dialami oleh keluarga Murad, saya yakin banyak terjadi juga di Indonesia. Jika kita bertanya, mengapa ada korupsi? tersedia banyak jawaban. Saya kutip dari buku "Korupsi Mengorupsi Indonesia" (2010) tulisan "Memahami Korupsi" sebagai berikut.

Menurut Arvin K Jain, "Corruption: A Review", Concordia University, Journal of Economics Survei, Vol.15 No.1, 2001. Korupsi terjadi jika tiga hal terpenuhi, yaitu:

1) Seseorang memiliki kekuasaan termasuk untuk menentukan kebijakan publik dan melakukan administrasi kebijakan tersebut,
2) Adanya economics rents, yaitu manfaat ekonomi yang ada sebagai akibat kebijakan publik tersebut, dan
3) Sistem yang ada membuka peluang terjadinya pelanggaran oleh pejabat publik yang bersangkutan.


terlepas dari aspek di atas, masih banyak penyebabnya. Entah karena harga diri atau karena membandingkan diri dengan kehidupan rekan sejawat yang hidupnya berkelimpahan harta. Maka tak heran, kasus pajak yang melibatkan Gayus Tambunan. Orang-orang seperti senior maupun rekan kerjanya turut berkontribusi membuat Gayus ikut "meniru" perilaku tersebut.

Apa langkah yang selanjutnya yang diambil oleh Murad adalah membiarkan dirinya pada pilihan-pilihan yang dilema itu. Antara menerima dan tidak amplop yang disisipkan di berkas, meninggalkan Hilma serta berpaling kepada Nadia, sepupunya, atau pergi meninggalkan semuanya? Mungkin sisi karakter laki-laki inilah yang hendak ditonjolkan oleh Ben Jelloun. Betul bahwa buku ini adalah semacam tribute pada Pramoedya Ananta Toer yang juga menerbitkan buku serupa, namun konflik tokoh di dalamnya jauh menurut saya lebih menarik didalami daripada korupsinya itu sendiri. Sebab korupsi sendiri adalah deviasi dari kemurnian, kejujuran, keadilan dan ketulusan manusia.

Ada sebuah disertasi yang membahas karakter laki-laki dan perempuan pada novel yang berjudul asli "L'Homme rompu" ini. Namun sayangnya, saya tidak berhasil mendapatkan softcopynya. Judul lengkapnya adalah Male-female relations in Tahar Ben Jelloun's "L'Homme rompu" and "La Nuit de l'erreur" oleh Shonu Nangia, Wayne State University.

Sosok Ben Jelloun juga masih baru bagi saya. Masih ada novel karangan beliau yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Saya pernah lihat covernya di web, tapi susah menemukannya kembali. Menurut saya, karya Ben Jelloun ini layak mendapat perhatian, mungkin karya beliau yang lain perlu juga dibawa ke Indonesia agar kita pun tahu cerita di dunia sana, seperti pada penutup kata pengantarnya: Cerita yang sepintas sama tetapi sesungguhnya berbeda ini, baik secara lokal maupun universal, adalah hal yang mendekatkan kami. Ya, kami, para pengarang dari Selatan, meskipun wilayah Selatan ini berada di timur jauh.

Ben Jelloun lahir di Maroko pada 1944. "Ibu saya buta huruf Ayah tahu cara membaca tapi. adalah seorang penjaga toko. Kami memiliki kehidupan yang sangat sederhana, tanpa musik atau buku, kecuali Al Qur'an." katanya.

Ia belajar filsafat di universitas Rabat, dan, setelah dibebaskan dari kamp militer di Ahermemon tahun 1968, ia mengajar selama tiga tahun di sekolah di Tetuan dan Casablanca, sebelum pemerintah memutuskan bahwa filsafat dapat diajarkan hanya dalam bahasa Arab klasik. Pada tahun yang sama, 1971, souffle jurnal sastra, yang ia tulis, dilarang, dan ia berangkat ke Perancis.

Di Paris dia meraih gelar doktor dalam psikiatri sosial, meneliti impotensi seksual di kalangan migran Afrika utara di rumah sakit. "Saya bukan dokter, taorang kepercayaan, "kata dia. "Luka-luka migrasi memukul saya di wajah:.. laki-laki yang hancur secara psikologis. aku pikir, seksualitas naluriah atau alami, tapi itu sangat terkait dengan perlindungan dalam dan konteks budaya." (sumber: http://www.guardian.co.uk/books/2006/may/06/featuresreviews.guardianreview27)

@hws27012011
Labels: 0 comments | | edit post
Helvry Sinaga

ini ngambilnya dengan kecepatan rendah, trus kameranya diputer-puter, jadinya seperti begini. Lucu yaaa...
Labels: 0 comments | | edit post
Helvry Sinaga
kemarin saya mengalami hal serupa juga. Ketika saya melihat indikator bensin di sepeda motor sudah pada bar 1, saya memutuskan untuk mengisi bensin. Akhir-akhir ini, jarak tempuh saya makin jauh saja. Jadi, mengisi bensin yang cuma 3 liter lebih sedikit pada sepeda motor saya agak lebih sering frekuensinya.

Pilihannya pada saat itu adalah beli pertamax atau tinggalkan lokasi SPBU. Saya tidak mau berpikir panjang lagi untuk mencari dimana lagi SPBU terdekat. Saya mengisi Pertamax sebanyak 10.ooo rupiah. Ternyata memang beda pakai pertamax. Saya merasa tarikan mesinnya lebih mulus. Tapi dipikir-pikir, mahal juga. Untuk Premium seliternya sebesar Rp4.500, sedangkan Pertamax seliternya Rp6.700. Saya mengisi sekitar 5 liter seminggu. Tinggal dihitung saja berapa selisihnya. Kadang saya berpikir kenapa transportasi di Jakarta ini mahal sekali? Jika naik kereta atau transportasi massal yang lain, kok nggak nyaman dan aman? pertanyaan besar yang pastinya sudah diketahui oleh pemerintah negeri ini, tapi kok nggak jalan-jalan sih? seperti kemuakan pada pelayanan publik sudah mulai akut parah.

tapi tanggung jawab kita sebagai penghuni bumi juga harus dilakukan. Paling tidak menghemat energi yang tersedia ini supaya ada warisan bagi penghuni bumi selanjutnya. mari berhemat.
Helvry Sinaga
saya suka dengan ekspresi bapak dan anak dalam foto ini. Fotografer profesional tentunya mahir mengabadikan momen-momen tertentu dalam bingkai kamera dan menyajikannya pada pembaca.

Mungkin kedua adik ini masih beruntung. Berpisah dengan orangtua dhi. bapak tidak lebih dari setahun (258 hari). Ibu saya pernah bercerita bahwa adik saya, sempat tidak mengenali Bapak, karena sekolahnya setahun, dan pada saat itu adik saya ditinggal masih baru-baru lahir. Yeah..berbahagialah bagi mereka yang masih dapat berkumpul.
Helvry Sinaga
iseng-iseng dengan kamera keren tapi murah.
Lokasi: Mr. Locus, Slipi Jaya Plaza.

Helvry Sinaga

mainan baru sekarang ada di pesawat Garuda. Perjalanan saya ke Yogyakarta beberapa minggu lalu menggunakan Garuda. Dengan adanya display di depan penumpang, maka tidak perlu lagi melihat pramugari yang memeragakan standar keselamatan.
Berbagai menu yang bisa kita saksikan, ada cuplikan film, ada cuplikan lagu, ada info travel. Di sandaran bangku depan, tersedia earphone yang bisa kita pasangkan ke kursi kita. Yang menyebalkan adalah, jika ada announcement dari awak kokpit, maka displaynya akan freeze. Selain itu, 20 menit menjelang landing, display ini juga akan mati. Bayangkan saja perjalanan Jakarta-Jogja hanya 45 menit, terpotong 20 menit sebelum landing, dan berbagai interupsi dari awak kokpit akan membuat fasilitas Garuda ini tidak dapat saya nikmati.

Anyway fasilitas ini cukuplah bagus, setidaknya tidak membuat penumpang bosan dalam perjalanan yang jauh misalnya ke Medan (2 jam) ke Ambon (3 jam). Jika belum pernah, naiklah Garuda, mahal sih..saya hanya beruntung karena dibayarin oleh kantor.

Pulang dulu aah..
Helvry Sinaga
Hari ini terasa cepat sekali, karenaseisi ruangan sedang sibuk-sibuk pindah ruangan. Meja yang akan aku tempati terasa lebuh kecil. Bentuknya seperti huruf L. tetapi kapasitas penyimpanannya sangat kecil. Aku tidak tahu kemana akan "menyembunyukan" buku-buku yang tidak relevan nanti. Tapi yang paling aku senangkan adalah suasana baru yang akan aku alami. Posisi baruku di pojok. Cukup strategis juga buat menyembunyikan diri jika suatu saat aku akan mengantuk. Di bawah mejaku juga nanti telah tersedia kabel LAN buat online.

Mungkin yang tidak menyenangkan adalah adanya partisi di depan mejaku, pandangan luasku tidak akan leluasa lagi menyapu seisi ruangan. Ya sudahlah...nantikan bagaimana di tempat baru nanti.

Helvry Sinaga
yang terhormat, para masyarakat pembaca di mana pun Anda berada, berikut kami umumkan daftar longlist judul buku dan nama penulis, serta perancang sampul yang terpilih dalam penjurian Anugerah Pembaca Indonesia 2010 dalam urutan acak.

Kategori Fiksi:
1. Perahu Kertas, karya Dee, 2009
2. Negeri Lima Menara, karya Ahmad Fuadi, 2009
3. Negeri Van Oranje, karya Wahyuningrat, et al, 2009
4. Love, Hate & Hocus-Pocus, karya Karla M Nashar, 2009
5. Padang Bulan dan Cinta dalam Gelas, karya Andrea Hirata, 2010
6. Tea for Two, karya Clara Ng, 2009
7. Refrain, karya Winna Efendi, 2009
8. 9 Dari Nadira (kumcer), karya Leila S. Chudori, 2009
9. Galaksi Kinanthi, karya Tasaro, 2009
10. Tanah Tabu, karya Anindita S. Thayf, 2009

Kategori Non-fiksi:
1. The Naked Traveler 2, karya Trinity, 2010
2. The O Project, karya Firliana Purwanti, 2010
3. Wirausaha Mandiri, karya Rhenald Kasali, 2010
4. Dilarang Gondrong, karya Aria Wiratma, 2010
5. Membongkar Gurita Cikeas, karya George Junus Aditjondro, 2009
6. Sintong Panjaitan, karya Hendro Subroto, 2009
7. Long Distance Love, karya Imazahra, 2009
8. 30 Hari Jadi Murid Anakku, karya Mel, 2009
9. Tales from The Road, karya Matatita, 2009
10. I Can(not) Hear, karya Feby Indirani, 2009

Kategori Puisi:
1. 100 Puisi Indonesia Terbaik 2008, karya Anugerah Sastra Pena Kencana, 2008
2. Kekasihku, karya Joko Pinurbo, 2010
3. Jantung Lebah Madu, karya Nirwan Dewanto, 2008
4. Perasaan-perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya, karya Gunawan Maryanto, 2008
5. Aku Hendak Pindah Rumah, karya M Aan Mansyur, 2008
6. Teman-temanku dari Atap Bahasa, karya Afrizal Malna, 2008
7. Kolam, karya Sapardi Djoko Damono, 2009
8. Dialah Ini dan Itu, karya Gieb, 2010
9. Sepasang Sepatu Sendiri Dalam Hujan, karya Maulana Achmad, et al, 2008
10. Ruang Lengang: Kumpulan Puisi, karya Epri Tsaqib, 2008

Kategori Komik Indonesia:
1. Benny & Mice: Lost in Bali 2 karya Benny Rachmadi, Muhammad Misrad, 2009
2. Duo Hippo Dinamis, karya Trinity, Erastiany, Sheila Rooswita, 2010
3. Dari Presiden Ke Presiden, Buku 1: Tingkah Polah Elit Politik karya Benny Rachmadi, 2009
4. Married with Brondong karya Mira Rahman, Vbi Djenggotten, 2010
5. Cerita Si Lala karya Sheila Rooswita Putri, 2009
6. Pamali: Segerombolan Komik tentang mitos dan pantangan karya Norvan Pecandupagi, 2009
7. Dari Presiden Ke Presiden, Buku 2: Karut Marut Ekonomi karya Benny Rachmadi, 2009
8. Kumpulan Cergam Kampungan: Romansa karya Arif Yuntoro, et al, 2010
9. Kumpulan Komik Strip: Lotif Versi Pasbook karya Beng Rahardian, 2009
10. Antologi Tujuh karya Alfie Zachkyelle, et al, 2009

Kategori Perancang Sampul:


Sampul Buku Fiksi
1. Perahu Kertas
2. Negeri Lima Menara
3. Negeri Van Oranje
4. Love, Hate & Hocus-Pocus
5. Padang Bulan dan Cinta dalam Gelas
6. Tea for Two
7. Refrain
8. 9 Dari Nadira
9. Galaksi Kinanthi
10. Tanah Tabu


Sampul Buku Non-Fiksi
1. The Naked Traveler 2
2. The O Project
3. Wirausaha Mandiri
4. Dilarang Gondrong
5. Membongkar Gurita Cikeas
6. Sintong Panjaitan
7. Long Distance Love
8. 30 Hari Jadi Murid Anakku
9. Tales from The Road
10. I Can(not) Hear


Sampul Buku Puisi

1. 100 Puisi Indonesia Terbaik 2008
2. Kekasihku
3. Jantung Lebah Madu
4. Perasaan-perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya
5. Aku Hendak Pindah Rumah
6. Teman-temanku dari Atap Bahasa
7. Kolam
8. Dialah Ini dan Itu
9. Sepasang Sepatu Sendiri Dalam Hujan
10. Ruang Lengang: Kumpulan Puisi


Sampul Buku Komik

1. Benny & Mice: Lost in Bali 2
2. Duo Hippo Dinamis
3. Dari Presiden Ke Presiden, Buku 1: Tingkah Polah Elit Politik
4. Married with Brondong
5. Cerita Si Lala
6. Pamali: Segerombolan Komik tentang mitos dan pantangan
7. Dari Presiden Ke Presiden, Buku 2: Karut Marut Ekonomi
8. Kumpulan Cergam Kampungan: Romansa
9. Kumpulan Komik Strip: Lotif Versi Pasbook
10. Antologi Tujuh

Ikuti polling yang diadakan oleh panitia Anugerah Pembaca Indonesia untuk menentukan siapa pemenang buku terfavorit, penulis terfavorit, dan perancang sampul terfavorit berdasarkan jumlah terbanyak.

Taut Polling Anugerah Pembaca Indonesia 2010: http://wp.me/p17hi4-1L
Polling akan dibuka dari tanggal 3 – 30 November 2010.

Jakarta, 1 November 2010
Panitia Anugerah Pembaca Indonesia 2010
Festival Pembaca Indonesia/Indonesia Readers Festival
Helvry Sinaga
Dalam rangkaian acara Festival Pembaca Indonesia 2010, Goodreads Indonesia menyelenggarakan lomba seru banget untuk anak-anak yang datang…




Lomba MEWARNAI:

Sesi I
Pukul: 12.00-13.00 WIB
Kategori: TK (4-5) tahun
Peserta: 20 orang
Sesi II
Pukul: 15.00-16.00 WIB
Kategori: SD kelas 1 & 2 (6-7) tahun
Peserta: 20 orang
Ketentuan:
Peserta diharapkan membawa peralatan mewarnai dan meja gambar sendiri.
Panitia hanya akan menyediakan kertas mewarnai.





Lomba STORY RETELLING:
Pukul: 13.00-14.00 WIB
Usia: 8-11 tahun
Peserta: 15 orang
Ketentuan:
- Setiap peserta akan diberi waktu 5 menit untuk menceritakan kembali buku yang dipilihnya. Peserta yang bercerita lebih dari 5 menit akan didiskualifikasi.
- Buku yang diceritakan kembali dipilih sendiri oleh peserta dari stand pojok anak yang dapat dibaca sebelum lomba dimulai.
- Penghitungan waktu dimulai dari kata pertama diucapkan.
- Peserta akan diberitahu sisa waktu yang ada (1 menit) pada menit ke-4

Ada hadiahnya lho… Akan ada 3 pemenang untuk lomba mewarnai sesi 1, 3 pemenang untuk lomba mewarnai sesi 2, dan 3 pemenang untuk lomba story retelling.

Pendaftaran: GRATIS

Semua hanya ada di stand Pojok Anak Festival Pembaca Indonesia:
Minggu, 5 Desember 2010, mulai jam 11-selesai
Plaza Area Komplek GOR Soemantri Brojonegoro
Pasar Festival – Kuningan Jakarta

Mau ikutan? Tinggal daftar saja ke panitia pada hari H.
Untuk info, hubungi Rhe 0819 3119 8983