Tumbuhkan Kebiasaan Membaca di Keluarga
YOGYAKARTA, KOMPAS
— Budaya membaca masih perlu ditingkatkan bagi masyarakat Indonesia.
Salah satu caranya adalah dengan menumbuhkan kebiasaan membaca di
keluarga oleh orangtua kepada anak-anaknya. Langkah ini diyakini efektif
untuk menumbuhkan minat, kegemaran, hingga budaya baca.
"Mengajak
anak untuk membaca buku bersama sejak kecil merupakan investasi yang
berharga untuk masa depan anak. Kami menyambut senang jika 'Gerakan
Membaca 10 Menit' didukung Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan) supaya bisa diterapkan di semua keluarga," kata Heni
Wardatur Rohmah, pendiri Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara, dalam
acara seminar "Membangun Kebiasaan Membaca Anak sejak Dini" di Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (30/5).Heni dan suaminya, Nuradi Indra Wijaya, mendirikan Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara untuk menumbuhkan kebiasaan membaca sejak kedua anak mereka dalam kandungan. Hingga kini, kedua buah hati mereka yang duduk di bangku SMP dan SD itu sangat suka membaca.
"Orangtua harus kreatif menciptakan suasana yang menyenangkan saat membaca sehingga lama-kelamaan membaca jadi kebutuhan anak. Membaca bersama dengan metode yang menyenangkan, misalnya dongeng, membuat anak lama-lama tertarik untuk membaca," tutur Heni.
Biasanya lewat permainan, anak usia dini lebih mudah untuk diajak menyukai buku. Namun, anak jangan dipaksa, tetapi dirangsang dengan hal-hal yang menarik.
Akbar Budiharto, Ketua Komite Pendidikan Anak Usia Dini An-Nuur, mengatakan, para orangtua memang ingin agar anak-anaknya membaca sejak kecil. Untuk itu, mereka perlu diberikan kiat agar bisa membangun kebiasaan tersebut sesuai perkembangan anak.
Buku pelajaran
Seminar
juga menyoroti masalah anak-anak yang menjadi kurang suka membaca buku
pelajaran setelah gemar membaca buku populer, seperti komik atau novel.
Sebagian orangtua justru khawatir, kegemaran membaca justru bisa membuat
anak lupa belajar."Para orangtua perlu diyakinkan bahwa hobi membaca anak justru bisa membantu mereka untuk mencerna pembelajaran," kata Nuradi.
Menurut Saiful Hadi, pendiri Taman Bacaan Masyarakat Luru Ilmu di Kabupaten Bantul, mengajak anak-anak untuk senang buku hendaknya jangan dengan paksaan. Orangtua perlu menyediakan sarana dan prasarana membaca di dekat anak-anak, yakni buku-buku yang menarik. "Dari pengalaman kami membangun TBM Luru Ilmu, anak-anak yang datang awalnya cuma suka bermain-main. Karena mereka selalu melihat buku saat bermain, lama-lama mereka mulai tertarik dan membaca," ujarnya.
Tradisi menulis
Secara
terpisah, pendidik dari Universitas Negeri Makassar, Patta Bundu,
menyatakan, banyak mahasiswa di perguruan tinggi yang kesulitan
menuangkan ide-idenya dalam tulisan karena tidak terbiasa menulis dengan
kata-kata sendiri. Jika sejak sekolah dasar dibiasakan menulis, para
siswa akan terbiasa mengekspresikan ide-idenya dalam tulisan. Hal
tersebut disampaikan dalam Pelatihan Nasional Fasilitator Pembelajaran
dan Manajemen Berbasis Sekolah untuk SD/MI di Bandung, Jawa Barat, Sabtu
(30/5).
(ELN/DMU)
Versi
cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 1 Juni 2015, di halaman
12 dengan judul "Tumbuhkan Kebiasaan Membaca di Keluarga".
Post a Comment