Helvry Sinaga
Cerpen Laron
Pengarang: Mashdar Zainal
dimuat di Kompas 6 Maret 2011

Anak kecil mempunya imajinasi yang kadang tidak dapat dipahami oleh orang dewasa. Seperti tokoh "Aku" dalam Cerpen ini. Ia seorang anak tunggal di sebuah keluarga. Ia dimarahi ayahnya karena memasukkan laron dari luar rumah ke kamarnya. Mungkin bagi seorang anak, mengasyikkan melihat laron terbang berputar-putar mengelilingi lampu kemudian sayapnya luruh dan laron tersebut berjalan di lantai.

Ia akhirnya mengunci kamar dan membuka jendela supaya laron semakin banyak datang ke kamar. Kemudian ia membersihkan sayap yang jatuh serta mengambil rantang plastik untuk menampung laron yang sudah tak bersayap.

Pelajaran yang penting disini adalah ketika laron tersebut berbicara (ini fiksi banget) yang mengatakan kami hanya berputar-putar menunggu mati. Hidup kami akan berakhir di perut katak atau cicak...semoga kamu tidak menjadi seperti kami yang menjadi makhluk yang tidak pernah puas menerima pemberian Tuhan, anugerah Tuhan.

Akhirnya "Aku" melihat bahwa bapaknya katak dan cicak itu ketika di meja makan bapaknya dengan lahap memakan rempeyek laron.
0 Responses

Post a Comment